SELAMAT DIES NATALIS UNIMAS MOJOKERTO YANG KE 38,...20 Agustus 1981 - 20 Agustus 2019
Memperkuat Sendi – Sendi Institusi di Era
Revolusi Industri (4.0)
Oleh: Dr. (Cand.) M. Doddy
Syahirul Alam, SE., M.Si.
Revolusi
industry 4.0 menuntut adanya proses bisnis yang mengandalkan kecepatan,
ketepatan, kreatif, dan inovatif yang diwujudkan dalam berbagai sektor
pelayanan publik masyarakat. Tuntutan mahasiswa sebagai bagian dari public demand tentu menuntut hal yang
demikian. Ciri revolusi industry 4.0 tersebut hanya bisa dipenuhi jikalau
proses bisnis internal bertumpu pada penggunaan informasi dan teknologi. Proses
pendidikan dan pengajaran, pelayanan administrasi akademik, pelayanan
administrasi umum dan kemahasiswaan sudah seyogyanya didukung oleh Sistem
Informasi Manajemen.
Unimas
sebagai bagian dari entitas pendidikan nasional tidak terlepas dari tuntutan
perubahan jaman. Di usianya yang ke 38 tahun pada tanggal 20 Agustus 2019 masih
memiliki berbagai problematika klasik yang dihadapi oleh PTN dan PTS pada
umumnya. Problematika dibidang SDM, Kemahasiswaan, Kelembagaan dan Akreditasi,
Penelitian dan Publikasi, dan Inovasi. Yang kesemuanya itu membutuhkan
sumbangan pemikiran-pemikiran kontruktif dan sekaligus membutuhkan aktor-aktor
lapangan yang mampu secara nyata mewujudkan Visi dan Misi perguruan tinggi
(Unimas).
Perkembangan
positif yang dicapai dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini dalam bidang
kelembagaan dan akreditasi, kemahasiswaan, dan pembangunan prasarana sarana
kampus patut kita acungi jempol. Upaya untuk terus memperbaiki atmosfir
akademik kampus seyogyalah kita dukung dengan pikiran dan tindakan yang
positif. Suasana harmonis antar pimpinan di tingkat universitas, fakultas, dan
prodi sangat berdampak kepada perbaikan image
dan persepsi masyarakat mojokerto tentang Unimas. Hal ini ditunjukkan 4 tahun
terakhir animo masyarakat untuk berkuliah di Unimas terus meningkat. Kita bisa
lihat bagaimana keseharian halaman kampus tiap sore hingga malam hari dipenuhi
oleh kendaraan mahasiswa. Ini adalah bukti bahwa Unimas semakin mendapat tempat
di hati masyarakat Kota Mojokerto. Berbagai MOU / kerjasama dengan universitas
lokal, nasional, dan internasional serta dengan beberapa lembaga pemerintah
semakin menambah baik dan positif terhadap reputasi Unimas 4 tahun terakhir.
Untuk itu atmosfer akademik yang sudah baik ini hendaknya dipertahankan dan
ditingkatkan.
Di
sisi lain Unimas juga masih menyisakan “pekerjaan rumah” yang tidak sedikit.
Problematika klasik di bidang SDM dan Kelembagaan seperti: rekruitmen karyawan yang masih dominan paternalistic belum menerapkan
merit system, produktivitas dosen dalam Tri Darma Perguruan Tinggi yang perlu
ditingkatkan, kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang belum
terukur dengan baik, kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
yang perlu ditingkatkan, Sistem
Pengawasan Internal yang masih belum tersedia,Sistem Informasi Akademik yang
belum tersedia dan Sistem Penjaminan Mutu yang belum dioptimalkan. Yang
kesemuanya ini perlu diurai secara perlahan dan dicarikan solusi yang terbaik.
Ada pendapat bahwa “PTN
itu lebih enak dibandingkan PTS” sedangkan PTN juga memiki pendapat bahwa “PTS
itu lebih enak dibandingkan dengan PTN”. Yang perlu kita tahu bahwa enak dan
tidak enaknya itu pastilah berkaitan dengan pengelolaan anggaran. Bagaimana
mendapatkan anggaran yang cepat dan dapat dikelola untuk kepentingan kampus
dengan cepat pula. Tidak semua PTN itu secara leluasa mengelola anggarannya,
karena PTN itu dibagi menjadi PTN Satker, PTN-BLU, dan PTN-BH. Nah, bisa jadi
yang dibilang “enak” itu adalah PTN- BH karena memiliki otonomi / keleluasan
lebih dalam mengelola anggarannya dibandingkan Satker dan BLU. Tapi untuk
menjadi PTN-BH itu tidak mudah banyak sekali yang harus dipersiapkan.
Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran itu harus mendapatkan
predikat “WTP”. Belum lagi akreditasi institusi harus mencapai predikat unggul
“A”. Nah bagaimana dengan PTN Satker? Ya, kondisinya seperti OPD atau Kantor
Kecamatan, masih bergantung pada kebijakan anggaran dari supra systemnya. Kebutuhan anggaran meski diajukan melalui prosedur
administrasi dan birokrasi yang lebih panjang ketimbang PTN-BLU dan PTN-BH.
Dengan demikian PTS sebenarnya memiliki keleluasan pengelolaan anggaran seperti
PTN-BLU dan PTN-BH. Cuman tantangannya
adalah bagaimana mendapatkan sumber-sumber pendapatan generic diluar kontribusi
mahasiswa dari SPP/UKT. Disini membutuhkan kejelian dalam berkreasi dan
berinovasi untuk meningkatkan pendapat generic PTS. Kalau kata kunci dari
saya; BUNA / Badan Usaha Non Akademik, Perbanyak MOU, Raih Hibah, Raih CSR,
serta “setiap jengkal halaman kampus memiliki nilai ekonomis”.
TRANSPARANSI AKADEMIK
Transparansi
akademik sangat dibutuhkan dalam rangka menjamin mutu akademik pendidikan
tinggi. Proses belajar mengajar di kelas, kuliah lapangan, seminar, kuliah umum
dan lain sebagainya mestinya dengan mudah dapat diketahui dan diikuti oleh
dosen dan mahasiswa. Sehingga partisipasi akademik itu dapat ditingkatkan.Untuk
menjadi transparan maka dibutuhkan instrument pendukung seperti publikasi
ilmiah dalam bentuk jurnal, bulletin, majalah kampus, dan lain sebagainya.
Ketika instrument pendukung tersedia maka suasana belajar mengajar itu akan
terasa lebih menyenangkan.
SISTEM PENGAWASAN
INTERNAL
Sistem
Pengawasan Internal sebenarnya salah satu sendi institusi yang dibutuhkan dalam
menjaga integritas, loyalitas, dan dedikasi karyawan. Dalam hal ini tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Keberadaan sistem ini diwujudkan dengan satu
unit kerja dibawah Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan dan
diketuai oleh satu Dosen Senior yang memiliki kecakapan dalam Administrasi Umum
dan Keuangan. Kita sering menyebutnya dengan ‘SPI’. Unit ini tugasnya melakukan
pembinaan kepegawaian dan audit internal anggaran. Keberadaan unit ini akan
sangat membantu pimpinan untuk mengetahui apakah “money follow by activity “ataukah sebaliknya “activity follow by money”.
Karena yang baik adalah kerja dulu, baru ada uang.
SISTEM INFORMASI
AKADEMIK
Sistem
informasi akademik saat ini menjadi tumpuan semua perguruan tinggi baik PTN
maupun PTS. Pada workshop tahun 2018 sudah sempat kita bahas dan kita menunggu
kehadiran Sistem Informasi Akademik yang baik, yang handal servernya, yang
terkoneksi dengan semua unit, yang mudah diakses dimanapun didalam maupun
diluar kampus. Yang kita semua sebenarnya merindukannya. Kita semua optimis
bahwa kedepan pimpinan bisa menghadirkan apa yang kita rindukan bersama.
SISTEM PENJAMINAN MUTU
Sistem
Penjaminan Mutu adalah satu sendi institusi yang sangat strategis khususnya
dalam menjaga mutu akademik perguruan tinggi. Keberadaan system ini ditunjukkan
dengan adanya dokumen: peraturan akademik, kebijakan mutu, manual mutu, manual
prosedur, dan standar akademik. System ini dijalankan oleh satu unit sendiri
yang dibawahi oleh Wakil Rektor bidang akademik. Biasanya unit ini diketuai
oleh Dosen Senior yang cakap dibidang akademik dan penjaminan mutu akademik. Unit
ini bertugas untuk melakukan pembinaan prosedur akademik dan sekaligus
melakukan audit internal mutu akademik. Dari unit ini pimpinan akan sangat
terbantu untuk mengetahui prodi-prodi mana yang patuh terhadap peraturan
akademik dan prodi mana yang tidak patuh. Selain itu keberadaan unit ini juga
akan sangat membantu dalam proses akreditasi dan reakreditasi karena berfungsi
sebagai quality control academic. Sehingga
kita tidak bingung dan terlalu kerja keras jelang proses reakreditasi.
MAU NAIK KLASTER?
Pasti
jawabannya “iya mau naik klaster dari klaster 4 ke klaster 3, 2, dan 1”. Tapi ini
mudah untuk diucapkan, tapi tidak mudah untuk dicapai. Seperti yang sering kita
dengar bahwa perubahan itu bisa terjadi partial,
gradual, ataupun frontal. Yang mungkin perlu diterapkan adalah open management dalam pengelolaan kampus
sehingga energy-energi positif yang menginginkan adanya perubahan atmosfer
akademik yang lebih baik itu bisa diakomodasi syukur-syukur bisa difasilitasi.
Tantangan
dan perubahan jaman kedepan tentunya semakin kompleks dan kompetitif dibutuhkan
terobosan-terobosan nyata yang menjadi solusi problematika klasik yang dihadapi
oleh institusi. Saya yakin jika kita concern
terhadap upaya memperkuat sendi-sendi institusi sebagaimana saya uraikan
diatas, maka secara perlahan kita akan bisa naik klaster. Dibutuhkan kerjasama
yang sepenuh hati dalam bingkai kolaborasi semua lini untuk mencapai Visi dan
Misi.
Sekali
lagi saya ucapkan Selamat Dies Natalis Unimas yang ke-38, semoga selalu
diberikan kesehatan, kekuatan, dan kesabaran dalam menjalankan amanah sivitas
akademika. Salam satu kata!, satu hati!,
satu jiwa!, UNIMAS JAYA !!!