BALEKAMBANG BEACH: Never ending story,....
Buat kita yang pernah
menetap di Kota Malang pastinya sering mendengar Pantai Balekambang. Ya pantai
ini terletak 68 Km ke arah Malang Selatan tepatnya di Kecamatan Bantur Kabupaten
Malang. Kurang lebih 18 tahun yang lalu saya terakhir kali berkunjung ke Pantai
Balekambang. Masa-masa dimana waktu itu masih duduk di bangku kuliah S1. Dulu
waktu kesana saya lebih senang dengan teman-teman sejawat atau teman-teman
aktifis kampus. Namun sekarang saya lebih senang hanya berpergian dengan
keluarga inti saya.
Kemarin Sabtu, 6
Oktober 2019 saya dan keluarga kecil saya berkunjung kembali ke Pantai
Balekambang. Kami berangkat dari rumah di Dadaprejo Kota Batu sekitar pukul
8.30 Wib dan sampai disana pada pukul 11.15 Wib. Agak santai sih, karena kami
ingin menikmati perjalanan dan sedikit melepas penat dari rutinitas kami baik
anak-anak di sekolah maupun kami yang sedang menempuh tugas belajar. Kalau waktu
tempuh normal sebenarnya 2 jam 30 menit sudah sampai lokasi. Tapi ya santai
aja, sambil menikmati pemandangan sekitar menuju Pantai Balekambang.
Perjalanan kami cukup lancar
karena memang kami sengaja berangkat pada hari dan jam dimana saudara-saudara
kita yang lain masih menjalankan aktivitas rutin seperti sekolah dan bekerja.
Tapi juga sudah banyak melihat beberapa rombongan maupun berpasangan para
wisatawan yang akan menuju ke lokasi pantai-pantai yang ada di Malang Selatan.
Sepanjang perjalanan kami menyaksikan pemandangan yang cukup baik sebenarnya,
namun karena masih dalam suasana musim kemarau banyak hutan-hutan yang terlihat
kering kerontang. Bahkan cenderung pohon-pohon gundul tak berdaun alias meranggas.
Sebuah fenomena umum yang kita temui karena musim kemarau tahun ini cukup
panjang.
Setiba di lokasi kami pun segera ke toilet untuk berganti
pakaian dan buang air kecil. Kami merasakan sambutan alam, deburan ombak pantai
yang begitu ramah. Angin bertiup cukup kencang. Masyarakat pelaku usaha disini
sepertinya sudah paham betul tentang “Nilai Wisata” hal ini ditunjukkan ketika
kami mau masuk toilet mereka menyambutnya dengan ramah tamah. Toiletnya pun
terlihat bersih dan air bersihnya pun tersedia di setiap kamar mandi. Setidaknya
ada sekitar 2 lokasi toilet yang disediakan. Yang masing-masing memiliki 10 unit kamar mandi. Tarifnya pun cukup murah
yakni 2000 rupiah untuk buang air kecil dan besar. 3000 rupiah untuk mandi.
Setelah itu kami lanjutkan dengan duduk-duduk di bibir
pantai. Kami didatangi oleh beberapa ibu-ibu yang menawarkan makanan kecil
seperti kripik ubi, telur puyuh rebus, kacang, dan lain-lain. Harganya pun
cukup murah berkisar 2000–3000 rupiah per bungkus. Cara menawarkannya pun
dengan ramah, tidak memaksa. Sambil menikmati makanan kecil, kami pun pesan
bakso 3 porsi dengan harga 10.000 rupiah cukup enak dan murah.
Saya sempat ngobrol dengan salah satu petugas yang
menjaga portal. Dimana portal itu untuk membatasi area parkir bus dan minibus. Petugas
tersebut ternyata berasal dari Jasa Yasa salah satu perusahaan daerah Kabupaten
Malang yang ditugaskan untuk mengelola destinasi pariwisata. Beliau menyampaikan
bahwa Pantai Balekambang ini keadaannya lebih baik ketimbang pantai lainnya
karena panjang pantai lumayan panjang sekitar 1 km dan area parkirnya cukup
luas. Banyak wisatawan local yang agak menyesal ketika berkunjung ke pantai
lainnya. Di sekitar Pantai Balekambang sebenarnya masih ada 15 pantai yang menjadi
objek wisata andalan di wilayah Kecamatan Bantur. Dan ini menjadi surganya
wisatawan local khususnya dari Jawa Timur.
Untuk kebersihan Pantai
Balekambang saya nilai cukup bersih, meskipun saya sendiri masih menemukan
beberapa sampah berserakan akibat terbawa oleh angin ataupun terbawa oleh
ombak. Sampah yang paling berbahaya saya temukan adalah pecahan botol, hal ini
mestinya menjadi perhatian pengelola. Dan sampah yang paling banyak adalah
sampah plastic bekas makanan pengunjung.
Ada satu pernyataan
yang agak menggelitik dari bapak pengelola tersebut ketika saya singgung
mengenai jembatan yang sedang dibangun dilokasi sekitar 1 km sebelum
perempatan. Beliau bilang bahwa jembatan yang sedang dibangun tersebut
mengalami berbagai kendala dengan kontraktornya. Setidaknya sudah 2 kali
berganti kontraktor tapi nggak selesai-selesai juga selama 1,5 tahun ini.
Padahal kalau saya lihat progress jembatan tersebut sudah mencapai 60% lebih
tinggal menyambung tengahnya saja. Tapi sayang di lokasi itu saya lihat sudah
tidak ada lagi peralatan dan aktivitas kontraktor yang bekerja. Sayang, sungguh
sayang. Padahal keberadaan jembatan ini sebenarnya sangat membantu para
pengunjung untuk mencapai lokasi pantai pilihannya. Jembatan ini bisa mengurangi
resiko kecelakaan kendaraan karena harus naik ke medan yang terjal, hampir 45
derajat. Kalau kendaraannya tidak fit dan sopirnya tidak lihai sepertinya tidak
disarankan untuk menuju ke lokasi ini.
Saran saya untuk
pengelola dan pemda agar segera lebih memperhatikan keselamatan pengunjung
dengan menyelesaikan jembatan tersebut. Dan agar kiranya pengelola pantai lebih
memperhatikan kebersihan dengan meningkatkan aktivitas bersih-bersih pada
jam-jam kunjungan wisatawan. Sehingga sampah-sampah tersebut tidak sempat
terbawa oleh angin dan ombak laut.
Anyway kami puas
berlibur ke Pantai Balekambang, dan semoga bisa kesana lagi,….
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda