Minggu, 06 Oktober 2019

BALEKAMBANG BEACH: Never ending story,....


Buat kita yang pernah menetap di Kota Malang pastinya sering mendengar Pantai Balekambang. Ya pantai ini terletak 68 Km ke arah Malang Selatan tepatnya di Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Kurang lebih 18 tahun yang lalu saya terakhir kali berkunjung ke Pantai Balekambang. Masa-masa dimana waktu itu masih duduk di bangku kuliah S1. Dulu waktu kesana saya lebih senang dengan teman-teman sejawat atau teman-teman aktifis kampus. Namun sekarang saya lebih senang hanya berpergian dengan keluarga inti saya.

Kemarin Sabtu, 6 Oktober 2019 saya dan keluarga kecil saya berkunjung kembali ke Pantai Balekambang. Kami berangkat dari rumah di Dadaprejo Kota Batu sekitar pukul 8.30 Wib dan sampai disana pada pukul 11.15 Wib. Agak santai sih, karena kami ingin menikmati perjalanan dan sedikit melepas penat dari rutinitas kami baik anak-anak di sekolah maupun kami yang sedang menempuh tugas belajar. Kalau waktu tempuh normal sebenarnya 2 jam 30 menit sudah sampai lokasi. Tapi ya santai aja, sambil menikmati pemandangan sekitar menuju Pantai Balekambang.
Perjalanan kami cukup lancar karena memang kami sengaja berangkat pada hari dan jam dimana saudara-saudara kita yang lain masih menjalankan aktivitas rutin seperti sekolah dan bekerja. Tapi juga sudah banyak melihat beberapa rombongan maupun berpasangan para wisatawan yang akan menuju ke lokasi pantai-pantai yang ada di Malang Selatan. Sepanjang perjalanan kami menyaksikan pemandangan yang cukup baik sebenarnya, namun karena masih dalam suasana musim kemarau banyak hutan-hutan yang terlihat kering kerontang. Bahkan cenderung pohon-pohon gundul tak berdaun alias meranggas. Sebuah fenomena umum yang kita temui karena musim kemarau tahun ini cukup panjang.

Setiba di lokasi kami pun segera ke toilet untuk berganti pakaian dan buang air kecil. Kami merasakan sambutan alam, deburan ombak pantai yang begitu ramah. Angin bertiup cukup kencang. Masyarakat pelaku usaha disini sepertinya sudah paham betul tentang “Nilai Wisata” hal ini ditunjukkan ketika kami mau masuk toilet mereka menyambutnya dengan ramah tamah. Toiletnya pun terlihat bersih dan air bersihnya pun tersedia di setiap kamar mandi. Setidaknya ada sekitar 2 lokasi toilet yang disediakan. Yang masing-masing memiliki  10 unit kamar mandi. Tarifnya pun cukup murah yakni 2000 rupiah untuk buang air kecil dan besar. 3000 rupiah untuk mandi.

Setelah itu kami lanjutkan dengan duduk-duduk di bibir pantai. Kami didatangi oleh beberapa ibu-ibu yang menawarkan makanan kecil seperti kripik ubi, telur puyuh rebus, kacang, dan lain-lain. Harganya pun cukup murah berkisar 2000–3000 rupiah per bungkus. Cara menawarkannya pun dengan ramah, tidak memaksa. Sambil menikmati makanan kecil, kami pun pesan bakso 3 porsi dengan harga 10.000 rupiah cukup enak dan murah.
             
Saya sempat ngobrol dengan salah satu petugas yang menjaga portal. Dimana portal itu untuk membatasi area parkir bus dan minibus. Petugas tersebut ternyata berasal dari Jasa Yasa salah satu perusahaan daerah Kabupaten Malang yang ditugaskan untuk mengelola destinasi pariwisata. Beliau menyampaikan bahwa Pantai Balekambang ini keadaannya lebih baik ketimbang pantai lainnya karena panjang pantai lumayan panjang sekitar 1 km dan area parkirnya cukup luas. Banyak wisatawan local yang agak menyesal ketika berkunjung ke pantai lainnya. Di sekitar Pantai Balekambang sebenarnya masih ada 15 pantai yang menjadi objek wisata andalan di wilayah Kecamatan Bantur. Dan ini menjadi surganya wisatawan local khususnya dari Jawa Timur.
Untuk kebersihan Pantai Balekambang saya nilai cukup bersih, meskipun saya sendiri masih menemukan beberapa sampah berserakan akibat terbawa oleh angin ataupun terbawa oleh ombak. Sampah yang paling berbahaya saya temukan adalah pecahan botol, hal ini mestinya menjadi perhatian pengelola. Dan sampah yang paling banyak adalah sampah plastic bekas makanan pengunjung.   

Ada satu pernyataan yang agak menggelitik dari bapak pengelola tersebut ketika saya singgung mengenai jembatan yang sedang dibangun dilokasi sekitar 1 km sebelum perempatan. Beliau bilang bahwa jembatan yang sedang dibangun tersebut mengalami berbagai kendala dengan kontraktornya. Setidaknya sudah 2 kali berganti kontraktor tapi nggak selesai-selesai juga selama 1,5 tahun ini. Padahal kalau saya lihat progress jembatan tersebut sudah mencapai 60% lebih tinggal menyambung tengahnya saja. Tapi sayang di lokasi itu saya lihat sudah tidak ada lagi peralatan dan aktivitas kontraktor yang bekerja. Sayang, sungguh sayang. Padahal keberadaan jembatan ini sebenarnya sangat membantu para pengunjung untuk mencapai lokasi pantai pilihannya. Jembatan ini bisa mengurangi resiko kecelakaan kendaraan karena harus naik ke medan yang terjal, hampir 45 derajat. Kalau kendaraannya tidak fit dan sopirnya tidak lihai sepertinya tidak disarankan untuk menuju ke lokasi ini.

Saran saya untuk pengelola dan pemda agar segera lebih memperhatikan keselamatan pengunjung dengan menyelesaikan jembatan tersebut. Dan agar kiranya pengelola pantai lebih memperhatikan kebersihan dengan meningkatkan aktivitas bersih-bersih pada jam-jam kunjungan wisatawan. Sehingga sampah-sampah tersebut tidak sempat terbawa oleh angin dan ombak laut.
Anyway kami puas berlibur ke Pantai Balekambang, dan semoga bisa kesana lagi,….
     

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda