AIRLANGGA EDITING PROGRAM BATCH 2, SEBUAH KEBERKAHAN LAIN DIUJUNG STUDI
Saya cuman bisa bilang, “kok ya masih ada ya orang
yang baik, lembaga yang baik di jaman seperti sekarang ini?”. Hal ini muncul
seketika saya berada di tengah-tengah kegiatan yang menurut saya sangat
bermanfaat yakni Airlangga Editing Program (AEP) Batch 2 yang diselenggarakan
oleh Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan
Intelektual (LIPJPHKI) http://lipjphki.unair.ac.id/
tanggal 24 – 25 Mei 2022 di Hotel Bumi Surabaya City Resort. Kegiatan tersebut
terasa begitu cepat sekali, secepat rasanya menikmati kenyamanan hotal bintang
5. Saya merasa sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT dapat diundang dalam kegiatan ini meski hanya mengajukan satu judul
paper yang masih sangat mentah. Entah amalan apa atau perbuatan apa yang
menggerakkan, sehingga saya bisa ikut kegiatan ini waallahualam bishawab. Sungguh Allah SWT itu sangat baik, ini
merupakan kesempatan emas bagi saya untuk mendapat masukan bahkan pendampingan
dalam menyelesaikan paper saya yang cukup lama saya simpan di laptop. Dan lebih
terbekatinya lagi, karena paper ini sangat saya butuhkan sebagai syarat
kelulusan studi S3.
AEP
Batch 2 ini merupakan lanjutan AEP Batch 1 yang diselenggarakan secara
berturut-turut di tahun 2021 dan 2022. Tentu dengan asal peserta yang berbeda.
Kegiatan AEP ini ternyata merupakan bentuk CSR dari Universitas Airlangga
kepada masyarakat di luar kampus Unair. “Dari
Unair Untuk Bangsa”. Sepanjang yang saya tahu dan saya pahami bagaimana
panitia menyeleksi calon peserta AEP ialah dengan melihat asal kampusnya,
dipastikan bukan dari kampus PTN BH atau kampus-kampus yang sudah besar dan
mapan dalam hal publikasi. Selain itu sepertinya juga ditelusuri akun google scholar masing-masing peserta
untuk melihat potensinya dalam hal publikasi ilmiah. Besar kemungkinan Batch 3
akan diselenggarakan, untuk itu siapapun yang membaca artikel ini semoga
bersiap diri dan memonitor “panggilan” dari LIPJPHKI Unair.
Secara
umum dari kegiatan AEP Batch 2 ini saya tidak hanya mendapatkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan tentang menulis paper yang terindeks scopus. Ya
scopus, tidak ada hal lain yang kita bicarakan sepanjang acara selain scopus,
scopus, dan scopus. Poin pertama yang saya dapatkan sebagai pembelajaran yakni,
perlu kiranya para dosen senior yang telah memiliki kesibukan cukup tinggi
untuk membentuk tim kreatif (tim peneliti) yang beranggotakan dari mahasiswa
atau dari dosen junior yang passionnya
sama besar dalam penulisan paper. Sangat tidak mungkin seorang dosen
melakukan kegiatan keseluruhan Tri Darma Perguruan Tinggi sendirian tanpa
asisten. Meski demikian juga perlu dipikirkan disiapkan dukungan anggaran yang
cukup agar tim tetap solid dan produktif. Hal kedua yang dapat pelajari yakni, institusi
memang harus mendukung untuk menciptakan atmosfer publikasi yang baik dan
produktif bagi para dosen. Perlu adanya insentif yang menarik bagi para dosen
yang berhasil publikasi jurnal internasional maupun jurnal nasional
terakreditasi. Untuk diketahui di Unair insentifnya bisa mencapai 80 juta
rupiah per paper (Q1 top tier). Bahkan publikasi jurnal nasional saja dihargai
5 juta rupiah per paper. Bahkan citasi setiap publikasi dari para dosen sudah
dihargai 25ribu hingga 100ribu per paper. Sungguh manis sekali, “memang ya
rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”….Hal ketiga yang menjadi
pengalaman atau kesan saya adalah para penyaji yang juga pengelola LIPJPHKI ini
adalah para dosen mudah yang sangat produktif dalam penulisan jurnal
internasional scopus. Beberapa diantaranya ada yang baru menjadi dosen 2 tahun
hingga 4 tahun tapi publikasi scopusnya sudah puluhan. Bahkan pak Ferry
sekretaris LIPJPHKI scopusnya sudah lebih dari 100 paper. Sungguh luarrr
biasaaaa!!!. Terakhir yang saya dapatkan sebagai pembelajaran dan pengalaman
ternyata Unair ini betul-betul “ngopeni” terhadap keberlanjutan prestasi
publikasi ilmiahnya. Unair memberikan kesempatan bahkan stimulus kepada para
alumninya yang memiliki passion di
bidang karya tulis ilmiah. Beberapa orang dosen yang presentasi pada kesempatan
itu ternyata lulusan Unair, bahkan semuanya disekolahkan ke luar negeri untuk
menimba ilmu lebih banyak lagi dalam program magister maupun doktoral. Termasuk
didalamnya adalah skill dalam publikasi ilmiah scopus. Manajemen Unair memang
luar biasa bahkan mungkin yang terbaik dibanding PTN maupun PTKIN di wilayah
Jawa Timur. Semoga pengalaman ini menjadi berkah untuk kita semua yang masih
terus belajar dan berjuang untuk bisa tembus scopus dan yang terpenting lagi
adalah menjaga produktifitasnya agar
terus berkesinambungan berkontribusi dalam publikasi ilmiah. Semoga kita semua
tetap istiqomah, amin. 🙏😀
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda