Kamis, 26 Mei 2022

AIRLANGGA EDITING PROGRAM BATCH 2, SEBUAH KEBERKAHAN LAIN DIUJUNG STUDI


Saya cuman bisa bilang, “kok ya masih ada ya orang yang baik, lembaga yang baik di jaman seperti sekarang ini?”. Hal ini muncul seketika saya berada di tengah-tengah kegiatan yang menurut saya sangat bermanfaat yakni Airlangga Editing Program (AEP) Batch 2 yang diselenggarakan oleh Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) http://lipjphki.unair.ac.id/ tanggal 24 – 25 Mei 2022 di Hotel Bumi Surabaya City Resort. Kegiatan tersebut terasa begitu cepat sekali, secepat rasanya menikmati kenyamanan hotal bintang 5. Saya merasa sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT dapat diundang dalam kegiatan ini meski hanya mengajukan satu judul paper yang masih sangat mentah. Entah amalan apa atau perbuatan apa yang menggerakkan, sehingga saya bisa ikut kegiatan ini waallahualam bishawab. Sungguh Allah SWT itu sangat baik, ini merupakan kesempatan emas bagi saya untuk mendapat masukan bahkan pendampingan dalam menyelesaikan paper saya yang cukup lama saya simpan di laptop. Dan lebih terbekatinya lagi, karena paper ini sangat saya butuhkan sebagai syarat kelulusan studi S3.

AEP Batch 2 ini merupakan lanjutan AEP Batch 1 yang diselenggarakan secara berturut-turut di tahun 2021 dan 2022. Tentu dengan asal peserta yang berbeda. Kegiatan AEP ini ternyata merupakan bentuk CSR dari Universitas Airlangga kepada masyarakat di luar kampus Unair. “Dari Unair Untuk Bangsa”. Sepanjang yang saya tahu dan saya pahami bagaimana panitia menyeleksi calon peserta AEP ialah dengan melihat asal kampusnya, dipastikan bukan dari kampus PTN BH atau kampus-kampus yang sudah besar dan mapan dalam hal publikasi. Selain itu sepertinya juga ditelusuri akun google scholar masing-masing peserta untuk melihat potensinya dalam hal publikasi ilmiah. Besar kemungkinan Batch 3 akan diselenggarakan, untuk itu siapapun yang membaca artikel ini semoga bersiap diri dan memonitor “panggilan” dari LIPJPHKI Unair.

Secara umum dari kegiatan AEP Batch 2 ini saya tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan tentang menulis paper yang terindeks scopus. Ya scopus, tidak ada hal lain yang kita bicarakan sepanjang acara selain scopus, scopus, dan scopus. Poin pertama yang saya dapatkan sebagai pembelajaran yakni, perlu kiranya para dosen senior yang telah memiliki kesibukan cukup tinggi untuk membentuk tim kreatif (tim peneliti) yang beranggotakan dari mahasiswa atau dari dosen junior yang passionnya sama besar dalam penulisan paper. Sangat tidak mungkin seorang dosen melakukan kegiatan keseluruhan Tri Darma Perguruan Tinggi sendirian tanpa asisten. Meski demikian juga perlu dipikirkan disiapkan dukungan anggaran yang cukup agar tim tetap solid dan produktif. Hal kedua yang dapat pelajari yakni, institusi memang harus mendukung untuk menciptakan atmosfer publikasi yang baik dan produktif bagi para dosen. Perlu adanya insentif yang menarik bagi para dosen yang berhasil publikasi jurnal internasional maupun jurnal nasional terakreditasi. Untuk diketahui di Unair insentifnya bisa mencapai 80 juta rupiah per paper (Q1 top tier). Bahkan publikasi jurnal nasional saja dihargai 5 juta rupiah per paper. Bahkan citasi setiap publikasi dari para dosen sudah dihargai 25ribu hingga 100ribu per paper. Sungguh manis sekali, “memang ya rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”….Hal ketiga yang menjadi pengalaman atau kesan saya adalah para penyaji yang juga pengelola LIPJPHKI ini adalah para dosen mudah yang sangat produktif dalam penulisan jurnal internasional scopus. Beberapa diantaranya ada yang baru menjadi dosen 2 tahun hingga 4 tahun tapi publikasi scopusnya sudah puluhan. Bahkan pak Ferry sekretaris LIPJPHKI scopusnya sudah lebih dari 100 paper. Sungguh luarrr biasaaaa!!!. Terakhir yang saya dapatkan sebagai pembelajaran dan pengalaman ternyata Unair ini betul-betul “ngopeni” terhadap keberlanjutan prestasi publikasi ilmiahnya. Unair memberikan kesempatan bahkan stimulus kepada para alumninya yang memiliki passion di bidang karya tulis ilmiah. Beberapa orang dosen yang presentasi pada kesempatan itu ternyata lulusan Unair, bahkan semuanya disekolahkan ke luar negeri untuk menimba ilmu lebih banyak lagi dalam program magister maupun doktoral. Termasuk didalamnya adalah skill dalam publikasi ilmiah scopus. Manajemen Unair memang luar biasa bahkan mungkin yang terbaik dibanding PTN maupun PTKIN di wilayah Jawa Timur. Semoga pengalaman ini menjadi berkah untuk kita semua yang masih terus belajar dan berjuang untuk bisa tembus scopus dan yang terpenting lagi adalah  menjaga produktifitasnya agar terus berkesinambungan berkontribusi dalam publikasi ilmiah. Semoga kita semua tetap istiqomah, amin. 🙏😀 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda