Sabtu, 12 Oktober 2019

TUGAS BELAJAR (1): Berproses dengan benar itu akan indah pada waktunya,…



            Ketika ini judul ini saya tulis, saya baru menyadari bahwa cerita suka dan duka semasa menempuh tugas belajar itu mestinya bisa saya dokumentasikan, bisa saya abadikan dalam sebuah karya tulis. Sayang sekali sebenarnya sudah banyak yang terlewatkan moment-moment berharga itu. Mungkin ini terjadi karena saya kurang focus dan kurang greget dalam mengasah diri untuk lebih produktif lagi menulis. Masih sering terpengaruh oleh suasana hati (moody). Ya sudahlah, mungkin itu suratan takdir.

            Kemarin hari Jumat, 11 Oktober 2019 saya mendapatkan tugas dan amanah dari seorang teman yang melaksanakan Seminar Hasil Penelitian. Tugas sebagai moderator. Tugas ini sebenarnya sudah seringkali saya dapatkan. Meski sukarela tapi saya senang hati untuk terus membantu teman-teman yang membutuhkan. Hal berharga yang saya dapatkan bukanlah imbalan materi, tapi saya lebih banyak dan lebih sering berinteraksi dengan para dosen saya khususnya dosen di Prodi S3 Ilmu Administrasi Publik. Saya jadi lebih tahu karakter dan gaya masing-masing dosen penguji. Sungguh ini moment-moment yang sangat berharga bagi saya.

            Seminar hasil penelitian kali ini terasa lebih istimewa karena yang punya hajat adalah teman satu angkatan saya yakni 2016. Ini adalah mahasiswa pertama di kelas regular 1 yang mampu sampai pada tahap ini dan berhasil mempublikasikan 2 artikel jurnal internasional terindeks scopus. Sunggguh ruuuaaarrr biasa. Saya mengenal beliau ini sebagai sosok yang ngeyel, ngotot, dan memang ulet saya akui itu. Memang setiap usaha tak pernah mengkhianati hasil. Namun demikian penguasaan terhadap hasil penelitian disertasi seharusnya sebanding dengan kemampuan publikasi internasional, apalagi scopus.

            Hal ini menjadi autokritik buat saya yang belum sampai pada tahap seminar hasil. Saat ini saya masih melakukan pengolahan dan analisa data setelah menyelesaikan 3x FGD di lokasi penelitian. Saat ini pun saya belum mampu mempublikasikan satu jurnal scopus. Meski sebelumnya sudah ada 2 artikel prosiding yang sempat publish di atlantispress. Untuk itu saya pun bertekad dalam waktu yang sempit ini dimana 31 Agustus 2020 adalah batas akhir beasiswa dan masa tugas belajar saya. Saya akan berusaha keras setidaknya 1 artikel bisa terpublikasi jurnal internasional meskipun itu adalah low index. Setelah 1 artikel lagi akan saya perjuangkan untuk bisa submit dan accepted di jurnal yang terindeks scopus. Semoga saja. Agak berat sebenarnya kalau melihat sisa waktu yang ada.

            Tapi satu hal saya akan berusaha dengan kemampuan saya sendiri untuk menulis draft, mulai dari submitting sampai dengan memperoleh Letter of Acceptence. Karena bagi saya pengalaman dan pembelajaran dalam menulis artikel jurnal ilmiah internasional bereputasi itu nggak bisa instan. Perlu proses dan kesabaran. Tidak ujug-ujug jadi dan langsung dapat LoA. Kita mesti tahu tahapannya. Dan juga keywordnya: manuscriptàmendeleydesktopàNvivo12à grammarlyàtargetting journal  (h-index)à authorguidelineà, fee article processà, time for receivedà, time for accepted, time for publishing. Semua itu mesti kita jalani sendiri untuk menjadi seorang yang EXPERT. Maka berproses dengan benar itu akan indah pada waktunya.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda