SUKSES REAKREDITASI 2019 !!!
REAKREDITASI:
“SIAPA TAKUT?”
Tak terasa masa – masa visitasi
akreditasi telah kembali datang menghampiri kita semenjak 5 tahun yang lalu
kita melaksanakan akreditasi untuk yang pertama kalinya. Masa itu sekitar tahun
2014 ketika saya pertama kali menjabat sebagai Pembantu Dekan I adalah masa
transisi panjang dimana kita sebelumnya masih harus berhadapan dengan perubahan
nomenklatur dari Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menjadi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Saya sebut sebagai masa transisi panjang karena memang
secara fisik organisasi dan infrastruktur kita telah berdiri sendiri namun
hal-hal lain yang berkaitan dengan administrasi akademik, administrasi umum dan
keuangan kita masih terkait dengan fakultas Pembina kita yakni Fakultas
Ekonomi. Ketika itu saya masih ingat saya harus berhadapan dengan tim assessor untuk
menjelaskan dan mengkonfirmasi atas data dan informasi yang ada dalam Borang
Fakultas. Ada sedikit rasa gamang dan ragu bagi saya karena memang saya tidak
menguasai data dan informasi yang ada dalam Borang Fakultas ketika itu. Saya
masih ingat ketika itu tim asesor mengajukan beberapa pertanyaaan seperti:
·
“Apakah
Visi-Misi Prodi sudah sinkron denga Visi-Misi Fakultas dan Visi-Misi
Universitas?”
·
“Berapa
lama rata-rata masa studi mahasiswa?”
·
“Apakah
memiliki Sistem Informasi Akademik?”
·
“Berapa
besar dana penelitian yang didapatkan oleh dosen setiap tahun?”
·
“Apakah
ada sarana prasarana informasi kepada mahasiswa?”
·
“Berapa
lama waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh lulusan untuk terserap dalam dunia
kerja?”
·
“Apakah
punya organisasi Ikatan Alumni?”
Dan masih
banyak lagi, yang semuanya mesti bisa dibuktikan melalui data, harus speak by data. Saya pikir masa itu
adalah sebuah pelajaran berharga bagi saya dan teman-teman pengelola jurusan.
Secara pribadi tentu saya mengakui banyak kelemahan dan kekurangan saya pada
waktu itu. Namun dengan segala daya, kita mencoba untuk bekerja bersama-sama, bergotong-royong
menghadapi setiap rentetan pertanyaan dan permintaan data oleh asesor
akreditasi.
Kini setelah sekian lama saya
meninggalkan kursi pengelola jurusan maupun pengelola fakultas saya semakin
paham apa yang sebenarnya harus kita benahi. Ternyata yang harus dibenahi
adalah diri saya sendiri. Saya harus berpikir bahwa persiapan akreditasi yang
baik itu tidak bisa diselesaikan oleh egoisme. Kita harus bergotong-royong bahu
membahu jauh sebelum tim asesor itu datang. Persiapan data dan informasi mulai
dari standar 1 sampai standar 7 itu harus dicicil. Sedikit demi sedikit. Pola kerja
yang terus menerus dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk menyajikan data
dan informasi yang valid. Karena ternyata dari standar 1 sampai dengan standar
7 itu saling berhubungan. Jadi kalau kita tidak konsisten, sudah pasti tidak
sinkron. Dan untuk menjadi konsisten dan sinkron itu ternyata tidak mudah,
sekali lagi tidak mudah. Ini adalah kerja bareng yang membutuhkan partisipasi
dari setiap sivitas akademika fakultas. Mulai dari Dekanat, Kabag, Kasubbag,
Kajur-Sekjur, Pramubakti, dan termasuk mahasiswa.
Sebenarnya kita punya potensi yang
sangat besar untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam proses reakreditasi
tahun 2019 ini. Saya melihat perubahan kepemimpinan di Rektorat telah
menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap upaya perbaikan akreditasi
jurusan, termasuk di fakultas kita. Dukungan anggaran, koordinasi melalui
rapat, coaching clinic itu adalah
bentuk good will dan political will yang sangat nyata. Saya melihat
sendiri ada kampus swasta (PTS) yang mana prodinya itu tidak memiliki Doktor
satupun, kurikulumnya belum berstandar KKNI, tidak memiliki Siakad, tidak
memiliki domain www.ac.id itu saja bisa
mendapatkan predikat “B”. Apalagi kita yang sudah memiliki banyak dosen yang
bergelar doctor mestinya bisa mendapatkan predikat “A”. Karena ternyata
kuncinya itu adalah “konsistensi dan sinkronisasi” dalam hal data dan
informasi. Hal ini bisa terwujud jika ada dukungan nyata dari pimpinan fakultas
dan juga pimpinan universitas. Jika asesor datang dan kita bisa menampilkan
kekompakan atau dalam bahasa keren “Soliditas”, maka Insya Allah itu menjadi
kredit poin besar bagi kita untuk mendapatkan predikat yang terbaik.
Untuk itu besar harapannya kita bisa
kompak, kita bisa solid, kita bergotong royong dalam menghadapi reakreditasi
tahun 2019. Meski saya jauh….feel saya, spirit saya tidak pernah lepas dari
perkembangan FISIP UPR. Kini saatnya kita untuk saling mendukung, bekerjasama,
berkolaborasi meninggalkan sementara nuansa persaingan dan egosentris demi
kejayaan FISIP UPR. Tiada usaha yang mengkhianati hasil!
Saya ucapkan selamat bekerja, selamat
berjuang, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kekuatan dan
kesabaran dalam menghadapi setiap rintangan. Amin. FISIP UPR Jaya !!!