Sabtu, 02 Juli 2022

PELATIHAN JURNAL INTERNASIONAL UNTUK MAHASISWA, TAPI DIDAMPINGI DOSEN

 

Baru-baru ini tepatnya 16 Juni 2022, saya mendapat amanah diundang sebagai pembicara pada kegiatan Pelatihan Jurnal Internasional di Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen Sungkono, Mojokerto. Kampus dimana istri saya mengajar, kebetulan saya berkedudukan sebagai salah satu Pembina Yayasan Pendidikan dan Sosial Mayjen Sungkono. Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan target peserta adalah mahasiswa yang sedang menyusun proposal skripsi dan sedang menuju pada penelitian lapangan skripsi.

            Tidak sulit memang untuk mendeliver materi tentang jurnal internasional, akan tetapi saya memiliki harapan agar pelatihan ini tidak hanya sekedar penyampaian materi sebagai pengetahuan dasar saja dengan meninggalkan ketrampilan-ketrampilan dasar dalam menulis sebuah artikel ilmiah. Ketika kegiatan tersebut dimulai pada pukul 18.30 WIB jumlah peserta masih sangat sedikit  yakni sekitar 54 orang, tetapi semakin malam ternyata peserta semakin banyak hingga berjumlah sekitar 150 orang. Meski sebenarnya target peserta yang sebenarnya adalah 370 orang. Bagi saya ini adalah hal yang positif 50% mahasiswa mau hadir untuk mendengarkan ceramah saya itu jauh lebih baik ketimbang tidak hadir samasekali. Saya sadar betul besar kemungkinan materi yang sampaikan sekedar pengetahuan dasar saja, karena sebelumnya sebagian besar mahasiswa belum mendapatkan pengetahuan apalagi ketrampilan dasar menulis artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional selama menempuh perkuliahan. Hal lain yang membuat saya juga harus menyesuaikan adalah hadirnya beberapa dosen setidaknya ada 4 orang dosen yang mungkin sedikit banyak memiliki pengetahuan dasar tentang jurnal internasional. Inilah tantangannya……menyampaikan materi yang harus dipahami oleh mahasiswa sekaligus dosen pendamping.

            Saya merasa kegiatan semacam ini patut diapresiasi agar terus berkelanjutan dilaksanakan, tidak harus dengan saya sebagai pembicara. Bisa diambil pembicara darimana saja yang bagus-bagus yang memiliki trackrecord publikasi internasional yang banyak dan berkualitas.

            Ada satu hal yang saya tekankan kepada mahasiswa ketika itu yakni agar melakukan penelitian skripsi dengan sebaik-baiknya, jangan fiktif dan rekayasa. Pastikan data di lapangan didapatkan dengan sebenar-benarnya agar penelitian skripsi mahasiswa yang hasilnya baik bisa berpeluang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi. Karena selama ini saya tahu banyak sekali mahasiswa yang mengerjakan skripsinya asal-asalan tidak serius bahkan diduga “FIKTIF” hanya dikerjakan di belakang meja. Untuk itu saya menghimbau kepada mereka untuk bisa menunjukkan data mentah hasil penelitian, setidaknya tabel distribusi frekuensi, karena sebagian besar dari mereka melakukan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan sebar kuisioner secara online maupun offline. Tentu ini membutuhkan dukungan dari para dosen pembimbing agar mampu membimbing mahasiswanya dengan baik tidak sekedar acc, setuju saja dengan pertimbangan belas kasihan atau permakluman karena sebagian besar mahasiswa adalah “kuliah sambil kerja”.

            Ini perlu perhatian dan treatment tersendiri untuk menghadapi kondisi seperti ini, satu sisi dosen menginginkan hasil yang baik agar layak dipublikasi di jurnal internasional. Tapi di sisi lain mahasiswa memiliki keterbatasan dalam hal waktu untuk meneliti. Nah, kondisi seperti ini juga seringkali menimbulkan spekulasi “kapan waktunya mahasiswa meneliti?”, kalau tidak ada waktu untuk meneliti. Spekulasi yang lain “kapan mahasiswa menulis?”, kalau tidak ada waktu untuk menulis. Inilah fenomena ironis yang dihadapi oleh beberapa perguruan tinggi yang sebagian besar mahasiswanya adalah “kuliah sambil kerja”. Efek domino dari kondisi ini tentu muncul peran pihak-pihak lain yang memberikan jasa penulisan skripsi.

            Untuk itu saya menyarankan agar penulisan skripsi itu tidak  sekedar untuk mengugurkan kewajiban administrasi akademik saja, tapi harus memberikan manfaat “impact factor” yang lebih besar dan luas bagi dosen pembimbing dan institusi, sudah saatnya agar kewajiban untuk publikasi di jurnal nasional maupun internasional itu menjadi wajib hukumnya bagi mahasiswa sebagai syarat kelulusan. Harapannya di akhir studi itu yang “panen” itu tidak hanya pihak-pihak lain yang memberi jasa penulisan skripsi, akan tetapi dosen dan institusi juga “panen” karena banyak output/luaran dari skripsi itu. Ini sangat membantu institusi dalam rangka meraih kinerja utama khususnya “IKU 5”. Mungkin itu yang bisa menjadi bahan pemikiran saya untuk dapat kita pertimbangkan bersama. Sampai ketemu lagi di pelatihan berikutnya……


      

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda